Gerakan Kepanduan adalah sebuah gerakan pembinaan pemuda yang
memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi
kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritualpara pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan
kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan
pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di
lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan dari 217
negara dan teritori.
Sejarah
Kelahiran Gerakan Kepanduan
Gerakan ini dimulai pada tahun 1907
ketika Robert Baden-Powell, seorang letnan jendral angkatan
bersenjata Britania raya, dan William Alexander Smith, pendiriBoy’s Brigade, mengadakan perkemahan kepanduan
pertama (dikenal sebagaijamboree)
di Kepulauan Brownsea, Inggris.
Ide untuk mengadakan gerakan tersebut
muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara
Boer. Ketika itu, pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk
mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara
sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota.
Mereka mendapatkan tugas-tugas yang
ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke
seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan
dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking
selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang mereka
dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana.
Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari Gerakan Pramuka
Internasional.
Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan
kota Mafeking membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah
buku yang berjudul Aids to Scouting(ditulis
tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.
Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell
sebuah buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the
Woodcraft Indians. Seton,
seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering
mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu
gerakan pemuda.
Pertemuannya dengan Seton tersebut
mendorongnya untuk menulis kembali bukunya,Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy’s Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai
buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji
ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai
lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan
Brownsea, Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli
atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi
kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para
pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu di
antara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.
Setelah bukunya diterbitkan dan
perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses, Baden-Powell pergi untuk
sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk
mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut,
dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting for Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan
kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi
pertama.
Saat itu Baden-Powell mengharapkan bukunya
dapat memberikan ide baru untuk beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada.
Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan
meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai
mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang
mereka dirikan tersebut.
Seiring dengan bertambahnya jumlah
anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka, ia membutuhkan
asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk
sebuah Pusat Pelatihan Kepemimpinan bagi Orang Dewasa (Adult Leadership Training Center).
Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan
tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudulAids to Scoutmastership dan
beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku
berjudul Rovering to Success for Rover Scouts pada
tahun 1922.
Sekalipun Gerakan Kepanduan didirikan
Baden-Powell, tetapi ia banyak terinspirasiFrederick Russell
Burnham, orang Amerika yang membantu Inggris di Afsel. Burnham
banyak belajar tehnik hidup di alam bebas dari ayahnya yang menjadi pastor di
tempat penampungan (reservasi) orang Indian. Burnham yang sukses menghadapi
beberapa perang pemberontakan Indian, lalu pergi ke Afsel & berkenalan
dengan Baden-Powell di Perang Boer. Dari Burnham lah Baden-Powell menyusun
berbagai ketrampilan-ketrampilan dasar yang diperlukan seorang Boy Scout
(Pandu). Terinspirasi orang Indian, selanjutnya di Gerakan Kepanduan, Burnham
diangkat sebagai “Kepala Suku” pertama dari gerakan yang didirikan Baden-Powell
yaitu Scout is Game.
Perkembangan Gerakan Kepanduan
Tak lama setelah buku Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka mulai
dikenal di seluruh Inggris dan Irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi
pasti, mulai dicoba dan diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan
koloninya.
Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan
Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di Gilbraltar pada tahun
1908, yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malta. Kanada
ialah koloni Inggris pertama yang mendapat izin dari kerajaan Inggris untuk
mendirikan gerakan kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika
Selatan. Chili ialah negara pertama diluar Inggris dan koloninya yang membentuk
gerakan kepanduan.
Parade Pramuka pertama diadakan di
Crystal Palace, London pada tahun 1910. Parade tersebut menarik minat para
remaja di Inggris. Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri tertarik
untuk bergabung dalam kegiatan kepanduan. Pada 1910 Argentina, Denmark,
Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia, Russia,
Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi
kepramukaan.
Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang
memfokuskan program pada remaja usia 11-18 tahun telah mendapat respon yang
menggembirakan, anggota bertambah dengan cepat. Kebutuhan program pun dengan
sendirinya bertambah. Untuk memenuhi keinginan dan ketertarikan para generasi
muda pada saat itu, gerakan pramuka menambah empat program dalam organisasinya
untuk melebarkan lingkup keanggotaan gerakan pramuka. Keempat prpogram tersebut
meliputi : Pendidikan Generasi Muda Usia Dini, Usia
Remaja, Pendidikan Kepanduan Putri, dan Pendidikan Kepemimpinan Bagi Pembina.
Program untuk golongan Siaga, unit Satuan Karya, dan Penegak maupun Pandegamulai disusun
pada akhir tahun 1910 di beberapa negara. Terkadang, kegiatan tersebut hanya
berawal di tingkat lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru
kemudian diakui dan diadopsi oleh kwartir nasional. Kasus serupa terjadi pada
pendirian golongan siaga di Amerika Serikat, yang program golongan siaganya
telah dimulai sejak 1911 di tingkat ranting namun belum mendapatkan pengakuan
hingga 1930.
Sejak awal didirikannya gerakan kepanduan,
para remaja putri telah mengisyaratkan besarnya minat mereka untuk bergabung.
Untuk mengakomodasi minat tersebut, Agnes Baden Powell (adik
dari bapak kepanduan sedunia, Robert Baden Powell), pada tahun 1910 ditunjuk
menjadi presiden organiasi kepanduan putri pertama di dunia. Agnes pada awalnya
menamakan organisasi tersebut Rosebud, yang
kemudian berganti menjadiBrownies (Girl Guide) pada 1914. Agnes mundur
dari kursi presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olive Baden Powell (istri dari Lord Baden-Powell).
Agnes tetap menjabat sebagai wakil
presiden hingga ia meninggal pada usia 86 tahun. Pada waktu tersebut, kepanduan
putri telah diposisikan sebagai unit terpisah dari kepanduan pria, hal tersebut
dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku saat tersebut. Pada era 90-an,
banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama antara unit putra
dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.
Program awal bagi pendidikan pembina
diadakan di London pada tahun 1910, dan diYorkshire pada
tahun 1911. Namun, Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat
dipraktekkan semaksimal mungkin. Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap
pendidikan diperlukan praktek lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing
pembentukan kursus Woodbadge. Akibat
Perang Dunia I, pendidikan woodbadge bagi
para pembina tertunda hingga tahun 1919.
Pada tahun tersebut, diadakan
kursus woodbadge pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan bagi
pembina telah beragam dan memiliki cakupan yang luas. Beberapa pendidikan yang
cukup terkenal bagi pembina, seperti Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik
golongan, hingga kursus Woodbadge.
Gerakan Pramuka Indonesia
Gerakan Pramuka
Indonesia adalah nama organisasi pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di
Indonesia. Kata“Pramuka” merupakan singkatan
dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya.
“Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota
Gerakan Pramuka, yang meliputi:Pramuka Siaga, Pramuka
Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan
Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka.
Sedangkan yang dimaksud “Kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan
sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan
watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan
kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan
masyarakat dan bangsa Indonesia.
Sejarah
Gerakan Pramuka atau Kepanduan di
Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang
ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) diBandung. Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta
didirikan (Belanda) Jong Indonesische
Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal
kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama
(Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie
(INPO) di Bandung pada
tahun 1926.
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Berdasarkan UU ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi diperbolehkan untuk
menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.
Tujuan Kepramukaan
Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara
pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional,
bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi
spiritual, social, intelektual dan fisiknya, agara mereka bisa:
o
Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia
kaum muda
o
Menanamkan semangat kebangsaan, cinta
tanah air dan bela negara bagi kaum muda
o
Meningkatkan keterampilan kaum muda
sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang
yang tangguh, serta menjdai calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.
Prinsip Dasar Kepramukaan
Gerakan Pramuka berlandaskan
prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
o
Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
o
Peduli terhadap bangsa dan tanah air,
sesama hidup dan alam
o
Peduli terhadap dirinya pribadi
o
Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka
Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara
belajar interaktif progresif melalui:
o
Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
o
Belajar sambil melakukan
o
Sistem berkelompok
o
Kegiatan yang menantang dan meningkat
serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani
peserta didik
o
Kegiatan di alam terbuka
o
Sistem tanda kecakapan
o
Sistem satuan terpisah untuk putera dan
puteri
o
Kiasan Dasar
Keanggotaan
Gerakan Pramuka Indonesia memiliki 17.103.793
anggota (per 2011), menjadikannya gerakan pramuka terbesar di dunia.
Sifat
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka
kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
o
Nasional, yang berarti suatu organisasi yang
menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya
itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
o
Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di
negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan
dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan
kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
o
Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan
di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja
Lambang Gerakan Pramuka Indonesia
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda
pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat tetap. Lambang ini diciptakan
oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi Departemen Pertanian yang juga tokoh Pramuka.
Lambang ini dipergunakan pertama kali
sejak tanggal 14 Agustus 1961, ketika Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno menganugrahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia kepada
organisasi Gerakan Pramuka melaluiKeputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 448 tahun 1961.
Bentuk
Lambang Gerakan Pramuka berbentuk
Silluete (bayangan) Tunas Kelapa. Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan
dalam Keputusan Kwarnas No. 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Arti Kiasan
Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti
kiasan sebagai berikut:
1.
Buah nyiur dalam
keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung
arti Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).
2.
Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang
jasmani dan rohaninya kuat dan ulet.
3.
Nyiur dapat tumbuh
dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka
adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun
4.
Nyiur tumbuh menjulang
tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka
memiliki cita-cita yang tinggi.
5.
Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada
dasar-dasar yang kuat.
6.
Nyiur pohon yang
serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka
berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
7.
Bintang melambangakan 5 sila dalam
Pancasila
Penggunaan
o
Lambang Gerakan Pramuka dapat
dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal
dan alat administrasi Gerakan Pramuka.
o
Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan
sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan
seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap
anggota Gerakan Pramuka.
o
Setiap anggota Gerakan Pramuka
diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang
tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader
pembangunan yang berjiwa Pancasila.
Landasan Hukum
Dasar Penyelenggaraan Gerakan Pramuka
sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan :
o
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010
Tentang Gerakan Pramuka
o
Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka
o
Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan
Kepanduan Pradja Muda karana
o
Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
o
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan
landasan Gerak setiap aktifitas dalam menjalankan tatalaksana Organisasi dan
manajemen di Gerakan Pramuka.
Pengertian Keanggotaan dalam Gerakan
Pramuka
Sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka no. 203 tahun 2009, telah diatur tentang pengertian keanggotaan
yang dimaksud adalah anggota dalam Gerakan Pramuka.
Anggota Gerakan Pramuka adalah
perseorangan warga negara Indonesia yang secara sukarela dan aktif mendaftarkan
diri sebagai Anggota Gerakan Pramuka, telah mengikuti program perkenalan
kepramukaan serta telah dilantik sebagai anggota.
Anggota Gerakan Pramuka terdiri atas:
Anggota Biasa terdiri atas:
o
Anggota muda : Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega
o
Anggota dewasa : anggota biasa yang berusia di atas 25 tahun.
Anggota Dewasa biasa : anggota dewasa yang masih aktif sebagai
fungsionaris dalam organisasi, yaitu: Pembina, Pelatih, Pembina
Profesional, Pamong Saka, Instruktur Saka, Andalan dan pembantu andalan, Mabi,
Staf/ Karyawan Kwartir.
Anggota Mitra adalah anggota dewasa yang tidak aktif sebagai
fungsionaris dalam organisasi.
Anggota Luar
Biasa adalah warga Negara asing yang menetap
untuk sementara Waktu di Indonesia yang bergabung dan aktif dalam kegiatan
kepramukaan.
Anggota
Kehormatan adalah perorangan yang berjasa luar
biasa terhadap Gerakan Pramuka & kepramukaan.
Berikut Skema keangggotaan dalam Gerakan
Pramuka :
Struktur Organisasi Gerakan Pramuka
Struktur Organisasi Gerakan Pramuka
setelah disempurnakan :
Satuan Karya
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah
pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para
pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya
diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan Pandega,
dan para pemuda usia 14-25 tahun dengan syarat khusus.
Setiap Saka memiliki beberapa krida,
dimana setiap Krida mengkususkan pada sub bidang ilmu tertentu yang dipelajari
dalam Satuan karya tersebut. Setiap Krida memiliki SKK untuk TKK Khusus saka
yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di sebuah
Saka.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki
kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bhakti Satuan Karya
Pramuka (PERTISAKA) yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka dan
kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang
disebutPerkemahan Antar Saka (PERAN SAKA) dimana
dimungkinkan tiap saka mentranfer bidang keilmuan masing-masing. Bagian
terkecil dari saka disebut Krida.
Satuan Karya Pramuka yang dulu ada 7,
pada saat ini satu lagi satuan karya pramuka yang dibentuk adalah satuan karya
pramuka Wira Kartika yang merupakan hasil kerja sama Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka dengan Mabes TNI Angkatan Darat, sehingga satuan karya pramuka pada
saat ini ada 8 (delapan), antara lain:
Saka Dirgantara
Satuan Karya Pramuka Dirgantara adalah
wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di
bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya
dalam pembangunan nasional. Ialah Satuan Karya yang membidangi bidang
kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi
kedirgantaraan atau memiliki landasan udara.
Pelatihan Pramuka Saka Dirgantara
umumnya memperbantukan para profesional di bidang kedirgantaraan, TNI AU pihak
perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di
sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Saka Dirgantara meliputi 3 krida, yaitu:
1.
Krida Olahraga
Dirgantara (ORGIDA)
2.
Krida Pengetahuan
Dirgantara
3.
Krida Jasa
Kedirgantaraan
Kecakapan Khusus Kelompok
Kedirgantaraan, sebagai berikut:
1.
Krida Olah Raga
Dirgantara
A.
Terbang Bermotor
B.
Terbang Layang
C.
Aeromodelling
D.
Terjun Payung
E.
Layang Gantung
2.
Krida Pengetahuan
Dirgantara
A.
Aerodinamika
B.
Pengaturan Lalu Lintas Udara (PLLU)
C.
Meteorologi
D.
Fasilitas Penerbangan
E.
Navigasi Udara
3.
Krida Jasa Dirgantara
A.
Teknik Mesin Pesawat
B.
Komunikasi
C.
Aerial Search And rescue
D.
Struktur Pesawat
Saka Bhayangkara
Satuan Karya Pramuka Bhayangkara adalah
wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna
menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional.Ialah Satuan
Karya yang membidangi bidang kebhayangkaraan.
Saka Bhayangkara ialah Satuan Karya
terbesar dan paling berkembang di Indonesia.Saka Bhayangkara dapat dibentuk di
hampir seluruh wilayah Kwartir di Indonesia, tidak terbatas pada suatu sumber
daya atau kondisi alam.Dalam pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya Gerakan
Pramuka bekerjasama dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan terkadang
memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka Bhayangkara berada
dibawah pembinaan POLRI.
Saka Bhayangkara meliputi 4 krida, yaitu
:
1.
Krida Ketertiban
Masyarakat (Tibmas)
2.
Krida Lalu Lintas
(Lantas)
3.
Krida Pencegahan dan
Penaggulangan Bencana
4.
Krida Tindakan Pertama
Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
Pada krida Pencegahan dan Penanggulangan
Bencana terdapat 4 sub krida :
1.
Subkrida PASKUD
(Pasukan Berkuda)
2.
Subkrida PASKAN
(Pasukan Anjing Pelacak)
3.
Subkrida DAMKAR
(Pemadam Kebakaran)
4.
Subkrida SAR (Search
And Rescue)
Kecakapan Khusus Kelompok
Kebhayangkaraan, sebagai berikut:
1.
Krida Ketertiban
Masyarakat (Tibmas)
2.
Krida Lalu Lintas
(Lantas)
3.
Krida Pencegahan dan
Penaggulangan Bencana (PPB)
4.
Krida Pengenalan
Tempat Kejadian Perkara (PTKP)
A.
Pengetahuan tempat kejadian perkara
B.
Pengetahuan sidik jari
C.
Pengetahuan tulisan tangan dan tanda
tangan
D.
Pengetahuan bahaya narkoba
Saka Bahari
Satuan Karya Pramuka Bahari adalah wadah
bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan
bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang
berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Ialah Satuan Karya
yang membidangi bidang Kelautan.
Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan
pihak TNI AL, Profesional di bidang Olahraga Air, Departemen Pariwisata dan
Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di wilayah yang memiliki
potensi di bidang Bahari.
Saka Bahari meliputi 4 krida, yaitu :
1.
Krida Sumberdaya
Bahari
2.
Krida Jasa Bahari
3.
Krida Wisata Bahari
4.
Krida Reksa Bahari
Saka Bhakti Husada
Satuan karya Pramuka Bakti Husada adalah
wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman
dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam
bidang kesehatan.
Saka Bakti Husada diresmikan pada
tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti
Husada Tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang kemudian
dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 12 November
1985 sebagai Hari Kesehatan Nasional di Magelang.
Pembinaan Saka Bhakti Husada berada
dibawah naungan Gerakan Pramuka yang bekerjsama dengan Departemen Kesehatan,
Dinas Kesehatan, PMI, Rumah Sakit, dan juga Lembaga Kesehatan Profesional
lainnya.
Saka Bakti Husada meliputi 5 krida,
yaitu :
1.
Krida Bina Lingkungan
Sehat
2.
Krida Bina Keluarga
Sehat
3.
Krida Penanggulangan
Penyakit
4.
Krida Bina Obat
5.
Krida Bina Gizi
6.
Krida Pola Hidup
Bersih dan Sehat
Krida Bina Lingkungan Sehat, terdiri
atas 5 (lima) SKK :
1.
SKK Penyehatan
Perumahan
2.
SKK Penyehatan Makanan
dan Minuman
3.
SKK Pengamanan
Pestisida
4.
SKK Pengawasan
Kualitas Air
5.
SKK Penyehatan Air.
Krida Bina Keluarga Sehat, terdiri atas
6 (enam) SKK :
1.
SKK Kesehatan Ibu
2.
SKK Kesehatan Anak
3.
SKK Kesehatan Remaja
4.
SKK Kesehatan Usia
Lanjut
5.
SKK Kesehatan Gigi dan
Mulut
6.
SKK Kesehatan Jiwa.
Krida Penanggulangan Penyakit, mempunyai
8 (delapan) SKK :
1.
SKK Penanggulangan
Penyakit Malaria
2.
SKK Penanggulangan
Penyakit Demam Berdarah
3.
SKK Penanggulangan
Penyakit Anjing Gila
4.
SKK Penanggulangan
Penyakit Diare
5.
SKK Penanggulangan
Penyakit TB. Paru
6.
SKK Penanggulangan
Penyakit Kecacingan
7.
SKK Imunisasi
8.
SKK Gawat Darurat.
9.
SKK HIV / AIDS
Krida Bina Gizi, mempunyai 5 (lima) SKK
:
1.
SKK Perencanaan Menu
2.
SKK Dapur Umum
Makanan/Darurat
3.
SKK UPGK dalam Pos
Pelayanan Terpadu
4.
SKK Penyuluh Gizi
5.
SKK Mengenal Keadaan
Gizi.
Krida Bina Obat, meliputi 5 (lima) SKK :
1.
SKK Pemahaman Obat
2.
SKK Taman Obat
Keluarga
3.
SKK Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif
4.
SKK Bahan Berbahaya
bagi Kesehatan
5.
SKK Pembinaan Kosmetik
Krida Bina PHBS, meliputi 5 ( lima ) SKK
:
1.
SKK Bina PHBS di Rumah
2.
SKK Bina PHBS di
Sekolah
3.
SKK Bina PHBS di
Tempat umum
4.
SKK Bina PHBS di
Instansi Pemerintah
5.
SKK Bina PHBS di
Tempat kerja
Saka Kencana (Keluarga Berencana)
Satuan Karya Pramuka Kencana adalah
wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan
praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga
Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan.
Pembinaan Saka Kencana berada di bawah
Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN).
Saka Kencana meliputi 4 krida, yaitu :
1.
Krida Bina Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)
2.
Krida Bina Keluarga
Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
3.
Krida Advokasi dan
Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)
4.
Krida Bina Peran Serta
Masyarakat (PSM).
Saka Taruna Bumi
Satuan Karya Pramuka Taruna Bumi adalah
wadah bagi para Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan,
pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga
mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam
mendukung kegiatan pembangunan pertanian.
Pembinaan Saka Taruna Bumi bekerjasama
dengan Departemen Pertanian, Dinas Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura.
Saka Tarunabumi meliputi 5 krida, yaitu
:
1.
Krida Pertanian dan
Tanaman Pangan
2.
Krida Pertanian
Tanaman Perkebunan
3.
Krida Perikanan
4.
Krida Peternakan
5.
Krida Pertanian
Tanaman Holtikultura.
Saka Wanabhakti
Satuan Karya Pramuka Wanabakti adalah
wadah bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan
nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab
terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Pembinaan Saka Wanabhakti bekerjasama
dengan Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan Hidup/Lembaga
Profesional terkait.
Saka Wanabakti meliputi 4 (empat) krida,
yaitu :
1.
Krida Tata Wana
2.
Krida Reksa Wana
3.
Krida Bina Wana
4.
Krida Guna Wana.
Saka Wira Kartika
Satuan Karya Pramuka Wira Kartika baru
berupa Satuan Karya Rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2007.
Pembentukannya berdasarkan Peraturan bersama Kepala Staf Angkatan Darat dengan
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28
Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan
bela negara dan kepramukaan.
Pengoraganisasian Saka binaan TNI AD
ini, tidaklah jauh berbeda dengan Satuan Karya pada umumnya. Namun Demikian
Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang dibentuk dalam Satuan
Krida antara Lain :
1.
Krida Survival
2.
Krida Pioner
3.
Krida Mountainering
4.
Krida Navigasi Darat
5.
Krida Bintal Juang
Saka Pandu Wisata
Saka Panduwisata adalah satuan karya
pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilamn praktis dibidang kepariwisataan guna menumbuhkan kesadaran untuk
membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Pariwisata yang dimaksud adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan
daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dibidang tersebut.

Berbeda dengan Saka-saka yang lain. Saka Panduwisata dapat kedudukan di Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW), meskipun dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwarda Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini.
Krida-krida dalam Saka Panduwisata,
sebagai berikut:
1.
Krida Bina Obyek
Wisata
2.
Krida Bina Pramuwisata
3.
Krida Bina Sarana
Wisata
4.
Krida Bina Seni Budaya
Saka Pustaka
Saka Pustaka adalah satuan karya pramuka
yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn
praktis dibidang kepustakaan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan
dirinya dalam pembangunan nasional. Saka Pustaka dapat kedudukan di
Perpustakaan Umum, meskipun demikian dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang.
Sejauh ini hanya Kwartir Daerah Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka
ini.
Krida-krida dalam Saka Pustaka :
1.
Krida Layanan
Perpustakaan (Yanpus)
2.
Krida Pengembangan
Bahan Pustaka (Baka)
3.
Krida Pengembangan
Perpustakaan (Peta)
4.
Krida Deposit dan
Penerbitan (Debit)
Saka Informatika
Saka Teknologi adalah satuan karya
pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilamn praktis dibidang ilmu teknologi guna menumbuhkan kesadaran untuk
membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional.
Sejauh ini Saka Teknologi hanya ada di
Kwartir Cabang Purworejo. Berbeda dengan Kwartir Daerah Nusa Tenggara Barat
menamakan Saka Teknologi dengan penamaan Saka Informasi dan Teknologi.
Warna dan Arti Kiasan Tanda Kecakapan Umum ( TKU )
o
Kelopak bunga kelapa
yang mulai merekah, menggambarkan pertumbuhan tanaman,
mengibaratkan Pramuka Siaga yang sedang tumbuh menjadi tunas calon bangsa.
o
Kelopak bunga
diletakkan miring, menggambarkan bunga kelapa yang selalu
memperlihatkan sudut miring terhadap batang pohonnya, mengibaratkan keterikatan
Pramuka Siaga dengan keluarga dan orang tuanya.
o
Mayang terurai
bertangkai tiga buah, menggambarkan bunga yang sudah mulai
berkembang, indah dan menarik, mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang,
lincah dan bersikap menarik, sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang,
menggladi dirinya dengan jiwa Pramuka yang berlandaskan pada Trisatya.
o
Mayang terurai yang
mekar ke samping, mengibaratkan makin terbukanya
pandangan Pramuka Penggalang, dan menerima pengaruh yang baik dari lingkungan
sekitarnya.
o
Bintang bersudut lima mengibaratkan Ketuhanan Yang Mahaesa dan
Pancasila.
o
Dua buah tunas kelapa
yang berpasangan mengibaratkan keselarasan dan
kesatuan gerak Pramuka Penegak dan Pandega, putera dan puteri, yang sedang
membina dirinya sebagai mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk Tuhan, menuju
cita-cita bangsa yang tinggi, setinggi bintang di langit, untuk kemudian
mengabdikan dirinya ke dalam dank e luar organisasi Gerakan Pramuka.
o
Tanda Penegak Bantara,
Penegak Laksana dan Pandega diletakkan di atas pundak kiri dan kanan, mengibaratkan pemberian tanggung jawab yang tidak
ringan yang dipikulnya sebagai anggota Gerakan Pramuka dan kader pembangunan
bangsa dan negara.
Arti warna:
1.
Warna hijau melambangkan kesegaran hidup sesuatu yang sedang
tumbuh.
2.
Warna merah melambangkan kemeriahan hidup sesuatu yang
sedang berkembang.
3.
Warna kuning dan
kuning emas melambangkan kecerahan hidup yang
menuju ke keagungan dan keluhuran budi.
4.
Warna coklat melambangkan kematangan jasmani dan rohani,
kedewasaan dan keteguhan.
Bagan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka
Guna lebih memahami Tanda Pengenal di
Lingkungan Gerakan Pramuka, maka disusun bagan yang menjelaskan aneka tanda
pengenal, seperti dibawah ini :
Bapak Pramuka
Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan
Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912 – Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah
seorang Raja Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau
juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961 – 1974).
ARTI
WARNA DI PRAMUKA
Warna dan Arti
Warna
Dalam Lingkungan Gerakan Pramuka kita mengenal beberapa warna termasuk arti warnanya. Warna yang memiliki arti kiasan sangat membantu dalam menciptakan sebuah gambar agar lebih bermakna dan memberikan motivasi bagi penggunanya.
Berikut ini beberapa jenis warna dan arti warna di dalamnya :
1.Merah
a. keberanian
b. dinamika
c. wanita
d. surya (matahari)
e. kasih sayang
2.Putih
a. kemurnian
b. kebersihan
c. kesucian
d. kewajiban
e. prasahajaan
f. pria
g. Candera (bulan)
3.Kuning
a. kejayaan
b. kebesaran
c. keemasan
4.Hijau
a. keagungan
b. kesejahteraan
c. kebijaksanaan
d. kecerdasan
5.Biru
a. daratan
b. kemakmuran
c. keta’atan
d. taqwa
6.Biru tua
a. laut
b. kesetiaan
c. ketekunan
d. ketabahan
7.Hitam
a. kedalaman
b. kesungguh-sungguhan
8.Ungu
a.Kebersamaan
b.Persahabatan
Dalam Lingkungan Gerakan Pramuka kita mengenal beberapa warna termasuk arti warnanya. Warna yang memiliki arti kiasan sangat membantu dalam menciptakan sebuah gambar agar lebih bermakna dan memberikan motivasi bagi penggunanya.
Berikut ini beberapa jenis warna dan arti warna di dalamnya :
1.Merah
a. keberanian
b. dinamika
c. wanita
d. surya (matahari)
e. kasih sayang
2.Putih
a. kemurnian
b. kebersihan
c. kesucian
d. kewajiban
e. prasahajaan
f. pria
g. Candera (bulan)
3.Kuning
a. kejayaan
b. kebesaran
c. keemasan
4.Hijau
a. keagungan
b. kesejahteraan
c. kebijaksanaan
d. kecerdasan
5.Biru
a. daratan
b. kemakmuran
c. keta’atan
d. taqwa
6.Biru tua
a. laut
b. kesetiaan
c. ketekunan
d. ketabahan
7.Hitam
a. kedalaman
b. kesungguh-sungguhan
8.Ungu
a.Kebersamaan
b.Persahabatan
sangat tertarik untuk mengikuti opspek
BalasHapussangat tertarik sejarah kepanduan
BalasHapus